Bila diluar negeri ada gladiator italy, di Indonesia ada namannya Presean yang hingga saat ini kebiasaan itu masih tetap dijalankan oleh pemuda Lombok atau suku Sasak juga sebagai persembahan buat menyongsong tamu serta jadi sisi dalam bermacam festival serta acara. Awal kebiasaan Presean ini dulu waktu Lombok masih tetap berupa kerajaan, Presean jadi langkah buat pilih prajurit disana. Sebelum di terima jadi prajurit, mereka bakal adu ketangkasan terlebih dulu atau upacara kebiasaan dari luapan emosi beberapa prajurit kerajaan setelah menaklukkan lawan di medan perang.
Pertunjukan seni ini sangatlah unik meskipun penuh dengan unsur kekerasan. Di sini petarung diberi nama pepadu yang pada awal mulanya tak disediakan, pepadu diambil oleh Pakembar yang sebagai wasit dalam pertarungan presean ini. Pepadu diambil dari pemirsa, pemirsa memiliki hak buat menampik apabila diambil oleh pakembar, kalau pepadu bersedia jadi mereka bakal kenakan kain tradisional, dengan udeng serta bertelanjang dada. Menggunakan pecutan atau rotan serta perisai juga sebagai pelindung yang terbuat dari kulit kerbau tidak tipis yang umum dimaksud Ende, beberapa Pepadu ini bakal adu kemampuan serta ketangkasan di dalam lingkaran manusia. Pertarungan ini di pimpin oleh 2 pakembar Yaitu Pakembar Sedi yakni wasit yang ada di tepi lapangan serta Pakembar Tengaq, yakni wasit yang ada di dalam lapangan. Pertarungan dijalankan dalam lebih dari satu ronde, dengan ketetapan-peraturan yang didapatkan oleh Pakembar. Pemenang dalam Presean ini ditetapkan dengan 2 langkah, yakni saat salah satu dari anggota tubuh pepadu berdarah, jadi pertarungan dikira selesei serta pepadu yg tidak keluarkan darah dikira juga sebagai pemenang. Serta yang ke-2 kalau pepadu dapat keduanya sama bertahan dalam lebih dari satu ronde, pemenangnya bakal ditetapkan berdasar pada nilai paling tinggi sepanjang pertarungan dilakukan oleh Pakembar Sedi.
Kebiasaan Presean juga diiringi musik yang dimaksud gendang presean. Alat-alat musiknya terbagi dalam dua buah gendang, satu buah petuk, satu set rencek, satu buah gong serta satu buah suling. Beberapa jenis gending Presean dibagi jadi 3 jenis, yaitu gending rangsang yakni gending yang dimainkan ketika Pakembar dengan dibantu pengadol mencari petarung serta lawan tandingnya. Ke-2, gending mayuang, yakni gending yang punya tujuan buat berikan sinyal bahwa sudah ada dua pepadu yang siap serta keduanya sama berani jalankan Presean. Yang ketiga merupakan gending beradu yakni gending yang punya tujuan buat menghidupkan semangat petarung atau pemirsa serta dimainkan sepanjang berlangsungnya pertarungan.
Meskipun penuh dengan unsur kekerasan, Presean tetap masih dilestarikan lantaran di balik itu ada arah buat bersilahturahmi, persahabatan serta sportifitas. Beberapa pepadu tak menyimpan dendam di luar pertarungan lantaran filosofi dari kebiasaan ini yakni bukanlah mencari lawan tetapi mencari rekan atau saudara.
Pertunjukan seni ini sangatlah unik meskipun penuh dengan unsur kekerasan. Di sini petarung diberi nama pepadu yang pada awal mulanya tak disediakan, pepadu diambil oleh Pakembar yang sebagai wasit dalam pertarungan presean ini. Pepadu diambil dari pemirsa, pemirsa memiliki hak buat menampik apabila diambil oleh pakembar, kalau pepadu bersedia jadi mereka bakal kenakan kain tradisional, dengan udeng serta bertelanjang dada. Menggunakan pecutan atau rotan serta perisai juga sebagai pelindung yang terbuat dari kulit kerbau tidak tipis yang umum dimaksud Ende, beberapa Pepadu ini bakal adu kemampuan serta ketangkasan di dalam lingkaran manusia. Pertarungan ini di pimpin oleh 2 pakembar Yaitu Pakembar Sedi yakni wasit yang ada di tepi lapangan serta Pakembar Tengaq, yakni wasit yang ada di dalam lapangan. Pertarungan dijalankan dalam lebih dari satu ronde, dengan ketetapan-peraturan yang didapatkan oleh Pakembar. Pemenang dalam Presean ini ditetapkan dengan 2 langkah, yakni saat salah satu dari anggota tubuh pepadu berdarah, jadi pertarungan dikira selesei serta pepadu yg tidak keluarkan darah dikira juga sebagai pemenang. Serta yang ke-2 kalau pepadu dapat keduanya sama bertahan dalam lebih dari satu ronde, pemenangnya bakal ditetapkan berdasar pada nilai paling tinggi sepanjang pertarungan dilakukan oleh Pakembar Sedi.
Kebiasaan Presean juga diiringi musik yang dimaksud gendang presean. Alat-alat musiknya terbagi dalam dua buah gendang, satu buah petuk, satu set rencek, satu buah gong serta satu buah suling. Beberapa jenis gending Presean dibagi jadi 3 jenis, yaitu gending rangsang yakni gending yang dimainkan ketika Pakembar dengan dibantu pengadol mencari petarung serta lawan tandingnya. Ke-2, gending mayuang, yakni gending yang punya tujuan buat berikan sinyal bahwa sudah ada dua pepadu yang siap serta keduanya sama berani jalankan Presean. Yang ketiga merupakan gending beradu yakni gending yang punya tujuan buat menghidupkan semangat petarung atau pemirsa serta dimainkan sepanjang berlangsungnya pertarungan.
Meskipun penuh dengan unsur kekerasan, Presean tetap masih dilestarikan lantaran di balik itu ada arah buat bersilahturahmi, persahabatan serta sportifitas. Beberapa pepadu tak menyimpan dendam di luar pertarungan lantaran filosofi dari kebiasaan ini yakni bukanlah mencari lawan tetapi mencari rekan atau saudara.